Laman

Rabu, 02 September 2009

180⁰


Aku menyukai gadis itu sejak pertama kali melihatnya di kelas 4 SD. Wajahnya, rambutnya, senyumannya begitu menggodaku.

Ia nampak sempurna di mataku.
Namun, aku hanya sanggup mengagumi kecantikannya dari jauh saja.

Entah mengapa tak ada keberanian dalam diriku untuk mengenalnya lebih dekat.

Sampai suatu hari di saat perpisahan SMA, kuberanikan diri untuk berkenalan dengannya.
Saatku jabat tangannya yang halus,
kuucapkan namaku “Arif” dan dia pun menjawab “Indaah”.
Namun, saat namanya terucap dari mulutnya,
Aku merasa seolah-olah ada jutaan bangkai tikus yang menusuk masuk ke dalam hidungku,
rasanya aku ingin pingsan saat itu juga.

Sejak saat itu perasaanku padanya berubah 180.