Laman

Rabu, 14 April 2010

1 Dollar 11 Sen


Sally baru berumur delapan tahun ketika mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyalamatkan jiwanya. Kini hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelematkan jiwa Georgi... tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.


Sally mendengar ayahnya berbisik "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."


Ia lalu pergi ke kamarnya dan mengambil celengan di tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitungnya secara cermat...sampai tiga kali. Tidak boleh sampai salah hitung pikirnya.


Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian. Tetapi ia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak delapan tahunan. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tetapi gagal.


Akhirnya ia melemparkan uang koin yang ia bawa ke atas kaca etalase tempat memajang obat-obatan. Berhasil!


"Apa yang kamu perlukan ?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya!"


"Tapi saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Sally menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit dan saya ingin memebeli sebuah keajaiban."

"Apa yang kamu katakan..???" Tanya sang apoteker.


"Ayah saya mengatakan, hanya keajaiban yang dapat menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ???"


"Kami tidak menjual keajaiban adik kecil, kami tidak bisa menolongmu."


"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya."


Tak jauh, seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu..?"


"Saya tidak tahu." jawab Sally, air matanya mulai menetes di pipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa dia membutuhkan operasi segera. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya....tapi saya juga mempunyai uang."


"Berapa uang yang kamu punya..??" Tanya pria itu lagi.


"Satu dollar sebelas sen," jawab Sally dengan bangga. "Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di duania ini."


"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum.
"Satu dollar sebelas sen ... harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu." Dia mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata : "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu."


Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal... Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.


Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu, " bisik ibunya "adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya".


Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut. Satu dollar sebelas sen..... ditambah dengan keyakinan.


(link from Hedikin - Henlia)

Jumat, 02 April 2010

MONSTER

Suara itu terus-menerus menerrorku sepanjang malam ini.
Dasar monster, apa dia pikir aku takut denganya??
Aaaaarggh CUKUP..!!!
Aku sudah bosan.!!

Disaat monster-monster lain sudah berhasil kutaklukan, harusnya ini monster terakhir yang kuhadapi.
Jika tidak melawannya, Aku bisa dimakannya hidup-hidup.
Aku tak boleh tinggal diam. Aku harus melawannya.!

Kutatap tajam setiap pergerakan tubuhnya.

"BERSIAPLAH MENERIMA TAKDIRMU, JAHANAAAM!!!"

Kuarahkan pukulanku kearahnya...

dan... "Akhhh sial..!!!" dia berhasil menghindar..

Lalu kugunakan kedua tanganku untuk mengahabisinya dan "YES..!!"
Pukulanku berhasil mengenainya, tak kusangka semudah ini.

Rupanya terlalu lama aku tinggal diam, kulihat sebagian dari diriku telah memenuhi isi perutnya.
Kutatap dirinya, ternyata monster itu belum mati, dan kini dia terkapar, meronta-ronta tak berdaya.
Ku dekati dia.

Sempat ku berpikir sejenak akan kuapakan monster ini.??

Ahh baiklah,
aku akan menyiksanya seperti dia menyiksaku sepanjang malam ini..

Lalu kuambil gunting dan mulai kupotong tangan-tangannya satu per satu.
Kutusuk perutnya hingga tanganku penuh dengan bercak darah.
Ia berontak namun tak berdaya.
Kutinggal dia, kubiarkan dia meregang nyawa dalam penderitaan..

Hwahahahahahaha, aku puas….
Kini saatnya kumelanjutkan tidurku
Tanpa nyamuk yang menggangguku lagi.