Laman

Kamis, 27 Desember 2012

Lantas siapa.....??


Sudah hampir 3 jam lebih aku di sini.
Sendirian di dalam gelapnya kamarku sendiri.
Tak ada aktivitas berarti yang dapat kulakukan.
dua buah ibu jari tanganku menari-nari di atas tombol-tombol handphoneku.
Seperti biasa inilah yang kulakukan setiap malam hingga fajar nyaris  menjelang, menulis sebuah fiksi yang mungkin hanya kunikmati sendiri.

Dalam ruang gelap yang tertutup rapat ini, hanya aku, lemari baju yang berdiri kaku, selembar kasur serta hembusan angin dingin dari mesin ac di atas pembaringanku. Tak ada yang lain.

Namun tiba-tiba sebuah suara mengejutkan khayalanku.
Tak lama bau busuk pun menusuk-nusuk indera penciumanku.
Suara tadi memang tak asing lagi, cukup panjang dan tak berirama, ditambah bau busuk yang menyengat.
Aku yakin yang tadi itu pasti kentut seseorang.
Seketika pikiranku pun menjadi liar,
Aku sendirian di sini, tak ada satupun orang selain aku di ruangan ini.
Jika bukan aku yang kentut, Lantas siapa....?

Rabu, 12 Desember 2012

Minggu, 11 Maret 2012

sebut saja mawar

 Namaku sebenarnya Siti Zubaedah.
Sejak kecil teman-teman memanggilku Tolol.
Namun, semenjak tak ada ayah, mereka memanggilku, Mawar....

Umurku dua belas.
Kadang aku kesal ketika mereka menyebutku Tolol.
Dari dulu aku memang tidak sekolah. Tak ada sekolah yang mau menerimaku. Mereka bilang aku berbeda.

Oh iya, aku tinggal hanya berdua dengan seorang pria tua baik hati yang biasa kupanggil ayah.

Semenjak ibu bekerja di Malaysia, dua tahun yang lalu, ayah menjadi sangat perhatian padaku.
Dari pagi hingga petang, ayah sibuk bekerja keras di kebun singkong milik tetangga.
Dan, setiap malam tiba, seperti biasanya, ayah selalu hadir menemani tidurku.
Dia selalu membelai lembut rambutku, mengecup dahiku hingga membisikkan kata-kata yang tidak aku mengerti maknanya.
Kebaikannya yang berlebihan selalu membuatku menangis sedih dan kadang terbuai menikmati setiap sentuhan lembut jemari kebapaannya di tubuhku.

Namun, malam ini terasa berbeda.
Tak ada lagi ayah di sampingku.
Siang tadi ayah begitu ketakutan saat seluruh warga desa mengejarnya dan membuatnya berapi, berteriak kencang dan menyayat, hingga sunyi.
Malam ini terasa asing bagiku.
Lain.
Penuh kedamaian namun hampa mencekam jiwa.
Tapi, aku tetap menangis seperti malam-malam sebelumnya.
Polos, di atas tempat tidurku.
Berbaring sendirian, dengan perut gendutku yang terus menendang-nendang...

Rabu, 11 Januari 2012

dari awal, Tuhan sudah punya rencana lain

aku   :  Kalau Presiden tidak bisa, bagaimana kalau seorang Jenderal saja...??? Saya yakin pasti keselamatan hidupku akan terjamin.

Dia   : Maaf, sepertinya itu juga tidak bisa.

aku   : Tapi kenapa ?

Dia   : Kamu akan merasa lebih aman jika berada di tempat lain.


aku   : Bagaimana jika seorang pengusaha sukses saja..?? hidupku akan mewah. Aku janji, aku akan murah hati. Aku akan berbagi terhadap sesama. Percayalah..!!!

Dia   : Tidak..!! Kamu akan berada di tempat yang lebih baik lagi.

aku   : Dimana..?? Ohh pasti dia seorang ulama besar kan..?? Benar sekali.! Di sana pasti mereka akan mengajarkanku yang baik-baik...

Dia   : Maaf, tapi ada tempat lain yang jauh lebih baik untukmu belajar..!!

aku   : Lantas dimana aku harus hidup.? Jika memang tak bisa Kau penuhi keinginanku, maka BIARKAN AKU DI SURGA...!!! BIARKAN AKU MATI SEKARANG JUGA...!!!!

Dia   : Jika memang itu keinginanmu nak, ingatlah pesanKu. Surga itu ada di telapak kaki ibu. Maka selalu berbaktilah kepadanya..!!!!


Beberapa saat kemudian aku dilahirkan, yang bisa aku lakukan hanyalah menangis sekencang-kencangnya.

Kamu tahu kenapa....??
Ternyata Dia punya rencana lain.
Ibuku adalah seorang wanita penghibur yang tidak tahu siapa ayah dari aku, anaknya.