Laman

Jumat, 28 Mei 2010

Peristiwa saat Jum'atan

Barusan, sesaat setelah selesai Sholat Jumat ada kejadian yang cukup menyita perhatian saya. Selain karna memang kejadiannya benar-benar terjadi saat imam baru selesai mengucapkan salam dan sholat baru saja selesai.
Saat itu ada seorang kakek-kakek yang menegur beberapa anak kecil karena sepanjang Sholat berlangsung si anak terus-terusan bercanda dan ketawa-ketawa serta lari-larian ke sana kemari.

Tetapi yang membuat saya terkejut justru kemudian ada seorang bapak yang balik menegur si kakek dengan nada emosi dan berkata bahwa "Sudah Pak!!Mereka kan masih anak-anak!!!"
Ternyata, usut punya usut si bapak itu adalah bapak dari anak-anak yang ditegur tadi oleh si kakek.

Saya pikir wajar aja kalau si kakek merasa wajib menegur si anak karena memang sepanjang khutbah dan sholat berlangsung si anak terus-terusan tertawa dan mondar-mandir ke sana kemari di dalam masjid.bolak-balik

Tindakan si kakek saya anggap wajar, begitu pula tindakan si anak. Karena memang namanya juga anak-anak, jadi wajar-wajar saja kalau masih sering bercanda atau ketawa-ketawa saat sedang Jum'atan, dulu saya juga begitu koq waktu masih kecil... hehehe... malu

Tapi justru tindakan si bapaklah yang menurut saya rada aneh dan gak wajar. Jika memang si bapak tidak ingin anaknya ditegur oleh orang lain, maka harusnya si bapaklah yang menegur anaknya duluan sebelum ditegur oleh orang lain, karna mengganggu kekhusyuan ibadah yang lainnya. Apalagi si bapak terkesan kurang ajar karena balik menegur si kakek dengan nada agak emosi.

Saya memang belum menikah dan belum punya anak. Tapi paling tidak seharusnya si bapak berterima kasih pada si kakek karena telah menegur anaknya yang berbuat kesalahan. Tindakan si bapak tadi justru terkesan sangat kekanak-kanakan di mata saya dan mungkin saja tidak lebih baik dari tindakan anaknya sendiri.

Maaf.

Tapi itu pendapat saya. Anda punya pendapat sendiri....???? exclaim mrgreen

Jumat, 21 Mei 2010

Gesang, riwayatmu dulu...

Saya memang gak mengenal sosok Gesang secara pribadi. Tapi saya sudah tau Gesang dari saya masih anak-anak dulu.
Awalnya saya tau Gesang karna ayah saya dulu sering banget siul-siul nyanyiin lagu Bengawan Solo.
Reaksi pertama waktu saya tau dari ayah kalau yang nyanyi lagu Bengawan Solo itu namanya Gesang, saya langsung ketawa. Saat itu yang ada dalam bayangan saya, sosok Gesang itu orangnya kurus, kerempeng dan kulitnya hitam karna sering maen panas-panasan. Maklumlah namanya juga pemikiran anak-anak.... malu

Nama Gesang dan musik keroncong mulai terpinggirkan dari ingatan saya saat saya masuk SMP dan SMA dulu. Seperti remaja-remaja Indonesia pada umumnya, banyak dari kami yang lebih menyukai musik-musik yang lagi trend saat itu.. ck..ck..ck.. maap ya mbah... sad

Tapi setelah saya masuk kuliah beberapa tahun terakhir, ingatan tentang sosok Gesang pun kembali sedikit terbuka. Secara kebetulan, saya lupa dapat dari mana, ternyata di memori komputer saya ada satu folder yang berisi 14 lagu yang dinyanyiin sama Gesang. Saya memang gak bisa main musik dan gak mengerti apa-apa tentang musik, tapi yang saya tau ternyata cukup damai dan menenangkan juga saat nge-dengerin lagu-lagu itu. smile

Selain itu, semakin banyak pula berita-berita mengenai Gesang yang sering sengaja atau pun tidak sengaja saya lihat di televisi dan internet. Berita mengenai kesehatannya yang turun-naik, berita mengenai nasibnya di masa tua, berita mengenai karya-karyanya yang diaku-akui oleh orang asing, dsb.

Tapi kini sepertinya berita-berita mengenai kehidupan Gesang telah selesai. Kemarin, Kamis 20 Mei 2010, tepat di Hari Kebangkitan Nasional, Gesang menghembuskan nafasnya yang terakhir, setelah mengalami keaadaan kritis dua kali di rumah sakit.

Gesang memang telah pergi. Tetapi nama dan karya-karyanya akan tetap abadi, mengalir dari masa ke masa seperti Bengawan Solo.

Selamat Jalan Mbah Gesang, Selamat Jalan Maestro Keroncong Dunia.
berduka berdukaberdukaberduka