Laman

Senin, 04 Oktober 2010

Maaf...

Aku bingung,
mereka semua berucap “maaf” padaku.
Padahal hari ini bukanlah hari raya Idul Fitri.
Aku hanya berdiri di depan rumah mereka.
Aku bukan jagoan.
Aku juga bukan preman.
Aku sudah tua, tak ada lagi yang perlu mereka takuti dariku.
Aku tak mengenal mereka,
dan mereka pun juga tak mengenalku secara pribadi.
Walau memang hanya sedikit dari mereka yang peduli padaku,
aku tak pernah marah,
aku juga tak menyalahkan mereka.
Lantas mengapa mereka berucap “Maaf” padaku?
Bukanlah kata “maaf” yang kuinginkan dari mereka.
Aku hanya butuh sedikit uang untuk hidup.
Aku hanya seorang pengemis tua renta yang miskin dan kelaparan.

Jumat, 28 Mei 2010

Peristiwa saat Jum'atan

Barusan, sesaat setelah selesai Sholat Jumat ada kejadian yang cukup menyita perhatian saya. Selain karna memang kejadiannya benar-benar terjadi saat imam baru selesai mengucapkan salam dan sholat baru saja selesai.
Saat itu ada seorang kakek-kakek yang menegur beberapa anak kecil karena sepanjang Sholat berlangsung si anak terus-terusan bercanda dan ketawa-ketawa serta lari-larian ke sana kemari.

Tetapi yang membuat saya terkejut justru kemudian ada seorang bapak yang balik menegur si kakek dengan nada emosi dan berkata bahwa "Sudah Pak!!Mereka kan masih anak-anak!!!"
Ternyata, usut punya usut si bapak itu adalah bapak dari anak-anak yang ditegur tadi oleh si kakek.

Saya pikir wajar aja kalau si kakek merasa wajib menegur si anak karena memang sepanjang khutbah dan sholat berlangsung si anak terus-terusan tertawa dan mondar-mandir ke sana kemari di dalam masjid.bolak-balik

Tindakan si kakek saya anggap wajar, begitu pula tindakan si anak. Karena memang namanya juga anak-anak, jadi wajar-wajar saja kalau masih sering bercanda atau ketawa-ketawa saat sedang Jum'atan, dulu saya juga begitu koq waktu masih kecil... hehehe... malu

Tapi justru tindakan si bapaklah yang menurut saya rada aneh dan gak wajar. Jika memang si bapak tidak ingin anaknya ditegur oleh orang lain, maka harusnya si bapaklah yang menegur anaknya duluan sebelum ditegur oleh orang lain, karna mengganggu kekhusyuan ibadah yang lainnya. Apalagi si bapak terkesan kurang ajar karena balik menegur si kakek dengan nada agak emosi.

Saya memang belum menikah dan belum punya anak. Tapi paling tidak seharusnya si bapak berterima kasih pada si kakek karena telah menegur anaknya yang berbuat kesalahan. Tindakan si bapak tadi justru terkesan sangat kekanak-kanakan di mata saya dan mungkin saja tidak lebih baik dari tindakan anaknya sendiri.

Maaf.

Tapi itu pendapat saya. Anda punya pendapat sendiri....???? exclaim mrgreen

Jumat, 21 Mei 2010

Gesang, riwayatmu dulu...

Saya memang gak mengenal sosok Gesang secara pribadi. Tapi saya sudah tau Gesang dari saya masih anak-anak dulu.
Awalnya saya tau Gesang karna ayah saya dulu sering banget siul-siul nyanyiin lagu Bengawan Solo.
Reaksi pertama waktu saya tau dari ayah kalau yang nyanyi lagu Bengawan Solo itu namanya Gesang, saya langsung ketawa. Saat itu yang ada dalam bayangan saya, sosok Gesang itu orangnya kurus, kerempeng dan kulitnya hitam karna sering maen panas-panasan. Maklumlah namanya juga pemikiran anak-anak.... malu

Nama Gesang dan musik keroncong mulai terpinggirkan dari ingatan saya saat saya masuk SMP dan SMA dulu. Seperti remaja-remaja Indonesia pada umumnya, banyak dari kami yang lebih menyukai musik-musik yang lagi trend saat itu.. ck..ck..ck.. maap ya mbah... sad

Tapi setelah saya masuk kuliah beberapa tahun terakhir, ingatan tentang sosok Gesang pun kembali sedikit terbuka. Secara kebetulan, saya lupa dapat dari mana, ternyata di memori komputer saya ada satu folder yang berisi 14 lagu yang dinyanyiin sama Gesang. Saya memang gak bisa main musik dan gak mengerti apa-apa tentang musik, tapi yang saya tau ternyata cukup damai dan menenangkan juga saat nge-dengerin lagu-lagu itu. smile

Selain itu, semakin banyak pula berita-berita mengenai Gesang yang sering sengaja atau pun tidak sengaja saya lihat di televisi dan internet. Berita mengenai kesehatannya yang turun-naik, berita mengenai nasibnya di masa tua, berita mengenai karya-karyanya yang diaku-akui oleh orang asing, dsb.

Tapi kini sepertinya berita-berita mengenai kehidupan Gesang telah selesai. Kemarin, Kamis 20 Mei 2010, tepat di Hari Kebangkitan Nasional, Gesang menghembuskan nafasnya yang terakhir, setelah mengalami keaadaan kritis dua kali di rumah sakit.

Gesang memang telah pergi. Tetapi nama dan karya-karyanya akan tetap abadi, mengalir dari masa ke masa seperti Bengawan Solo.

Selamat Jalan Mbah Gesang, Selamat Jalan Maestro Keroncong Dunia.
berduka berdukaberdukaberduka

Rabu, 14 April 2010

1 Dollar 11 Sen


Sally baru berumur delapan tahun ketika mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyalamatkan jiwanya. Kini hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelematkan jiwa Georgi... tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.


Sally mendengar ayahnya berbisik "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."


Ia lalu pergi ke kamarnya dan mengambil celengan di tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitungnya secara cermat...sampai tiga kali. Tidak boleh sampai salah hitung pikirnya.


Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian. Tetapi ia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak delapan tahunan. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tetapi gagal.


Akhirnya ia melemparkan uang koin yang ia bawa ke atas kaca etalase tempat memajang obat-obatan. Berhasil!


"Apa yang kamu perlukan ?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya!"


"Tapi saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Sally menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit dan saya ingin memebeli sebuah keajaiban."

"Apa yang kamu katakan..???" Tanya sang apoteker.


"Ayah saya mengatakan, hanya keajaiban yang dapat menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ???"


"Kami tidak menjual keajaiban adik kecil, kami tidak bisa menolongmu."


"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya."


Tak jauh, seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu..?"


"Saya tidak tahu." jawab Sally, air matanya mulai menetes di pipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa dia membutuhkan operasi segera. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya....tapi saya juga mempunyai uang."


"Berapa uang yang kamu punya..??" Tanya pria itu lagi.


"Satu dollar sebelas sen," jawab Sally dengan bangga. "Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di duania ini."


"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum.
"Satu dollar sebelas sen ... harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu." Dia mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata : "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu."


Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal... Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.


Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu, " bisik ibunya "adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya".


Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut. Satu dollar sebelas sen..... ditambah dengan keyakinan.


(link from Hedikin - Henlia)

Jumat, 02 April 2010

MONSTER

Suara itu terus-menerus menerrorku sepanjang malam ini.
Dasar monster, apa dia pikir aku takut denganya??
Aaaaarggh CUKUP..!!!
Aku sudah bosan.!!

Disaat monster-monster lain sudah berhasil kutaklukan, harusnya ini monster terakhir yang kuhadapi.
Jika tidak melawannya, Aku bisa dimakannya hidup-hidup.
Aku tak boleh tinggal diam. Aku harus melawannya.!

Kutatap tajam setiap pergerakan tubuhnya.

"BERSIAPLAH MENERIMA TAKDIRMU, JAHANAAAM!!!"

Kuarahkan pukulanku kearahnya...

dan... "Akhhh sial..!!!" dia berhasil menghindar..

Lalu kugunakan kedua tanganku untuk mengahabisinya dan "YES..!!"
Pukulanku berhasil mengenainya, tak kusangka semudah ini.

Rupanya terlalu lama aku tinggal diam, kulihat sebagian dari diriku telah memenuhi isi perutnya.
Kutatap dirinya, ternyata monster itu belum mati, dan kini dia terkapar, meronta-ronta tak berdaya.
Ku dekati dia.

Sempat ku berpikir sejenak akan kuapakan monster ini.??

Ahh baiklah,
aku akan menyiksanya seperti dia menyiksaku sepanjang malam ini..

Lalu kuambil gunting dan mulai kupotong tangan-tangannya satu per satu.
Kutusuk perutnya hingga tanganku penuh dengan bercak darah.
Ia berontak namun tak berdaya.
Kutinggal dia, kubiarkan dia meregang nyawa dalam penderitaan..

Hwahahahahahaha, aku puas….
Kini saatnya kumelanjutkan tidurku
Tanpa nyamuk yang menggangguku lagi.